Senin, 27 April 2020

Tokoh wayang Arjuna

Wayang arjuna sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Tokoh salah satu dari Pandawa ini memang menjadi sosok panutan atau figur lelaki yang sebenarnya bagi masyarakat Jawa. Untuk mengenal semua tentang Wayang Arjuna, kami menyajikan profil dan biografi Arjuna secara lengkap dari Kehidupan pribadi, Kepribadian, Keluarga, pusaka dan anak-anak wayang Arjuna hingga Peperangan Bharatayudha.
Wayang Arjuna adalah seorang tokoh protagonis dalam cerita Mahabharata. Ia sangat terkenal sebagai salah satu dari Pandawa yang paling menawan parasnya dan lemah lembut budi pekertinya.
Diriwayatkan bahwa Arjuna merupakan putra dari :
§  Prabu Pandudewanata, seorang Raja di Hastinapura dan
§  Dewi Kunti yaitu seorang putri dari Prabu Surasena seorang Raja Wangsa Yadawa di Mandura.
Arjuna memiliki empat saudara yang dikenal dengan Pandawa dari satu Ibu dan saudara lain Ibu :
§  Saudara satu Ibu
Puntadewa/ Yudhistira dan Bima/Werkudara
§  Saudara lain Ibu (Putra Pandu dengan Dewi Madrim)
Nakula dan Sadewa
Nama-Nama Wayang Arjuna
Dalam bahasa Sansekerta, kata Arjuna secara harfiah mengandung arti “ bersinar terang”, “putih”, “bersih”. Secara makna, nama Arjuna bisa dikatakan berarti “ jujur di dalam wajah dan pikiran”. Arjuna sendiri mempunyai banyak nama dan julukan, antara lain :
§  Janaka (memiliki banyak istri)
§  Parta (pahlawan perang)
§  Pemadi (tampan)
§  Dananjaya
§  Kumbang ali-ali
§  Ciptaning Mintaraga (Pendeta suci)
§  Pandusiwi
§  Indratanaya (putra Bathara Indra)
§  Jahnawi (gesit trengginas)
§  Palguna
§  Danasmara (perayu ulung)
§  Margana (suka menolong)

Pusaka Arjuna
Ketika Arjuna menjadi seorang Raja di Kahyangan Kaindran bergelar Prabu Karitin, ia mendapat anugerah pusaka-pusaka sakti dari para dewa, antara lain :
1.      Gendewa : dari Bathara Indra
2.      Panah Ardadali : dari Bathara Kuwera
3.      Panah Cundamanik: dari Bathara Narada

Selain itu, Arjuna juga memiliki pusaka-pusaka sakti lainnya yaitu :
§  Keris Kyai Kalanadah
§  Panah Sangkali (dari Resi Durna)
§  Panah Candranila, Panah Sirsha
§  Keris Kyai Sarotama, Keris Kyai Baruna
§  Keris Pulanggeni (diberikan pada Abimanyu)
§  Terompet Dewanata
§  Cupu berisi minyak Jayengkaton (pemberian Bagawan Wilawuk dari pertapaan Pringcendani)
§  Kuda Ciptawilaha dengan Cambuk Kyai Pamuk
Sedangkan Ajian yang dimiliki Arjuna ialah :
§  Panglimunan
§  Tunggengmaya
§  Sepiangin
§  Mayabumi
§  Pengasih
§  Asmaragama
Selain itu Arjuna juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu Kampuh atau Kain Limarsawo, Ikat Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Candrakanta dan Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya, raja negara Paranggelung).
Sifat dan Kepribadian Arjuna
Arjuna ialah seorang ksatria yang gemar berkelana, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, Arjuna juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana. Arjuna juga pernah menjadi brahmana di Goa Mintaraga dan bergelar Bagawan Ciptaning. Ia mendapatkan amanah dari para dewa untuk membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja raksasa dari negara Manimantaka. Atas semua jasanya, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Dewa Indra, bergelar Prabu Karitin dan mendapat anugrah pusaka-pusaka sakti dari para dewa.
Ia adalah petarung handal tanpa tanding di medan laga, meski bertubuh ramping berparas rupawan sebagaimana seorang dara dan berhati lembut.  Seorang ksatria dengan kesetiaan terhadap keluarga yang mendalam tapi kemudian mampu memaksa dirinya sendiri untuk membunuh saudara tirinya. Bagi generasi orang Jawa dulu, dia adalah perwujudan lelaki seutuhnya.
Arjuna memiliki sifat cerdik dan pandai, pendiam, bijaksana, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Ia memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah Amarta. Setelah perang Bharatayuddha, Arjuna menjadi seorang raja di Negara Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata. Akhir riwayat hidup Arjuna diceritakan, bahwa ia moksa (mati sempurna) bersama keempat saudaranya yang lain .
Sifat dan Kepribadian Arjuna
Arjuna ialah seorang ksatria yang gemar berkelana, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, Arjuna juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana. Arjuna juga pernah menjadi brahmana di Goa Mintaraga dan bergelar Bagawan Ciptaning. Ia mendapatkan amanah dari para dewa untuk membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja raksasa dari negara Manimantaka. Atas semua jasanya, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Dewa Indra, bergelar Prabu Karitin dan mendapat anugrah pusaka-pusaka sakti dari para dewa.
Ia adalah petarung handal tanpa tanding di medan laga, meski bertubuh ramping berparas rupawan sebagaimana seorang dara dan berhati lembut.  Seorang ksatria dengan kesetiaan terhadap keluarga yang mendalam tapi kemudian mampu memaksa dirinya sendiri untuk membunuh saudara tirinya. Bagi generasi orang Jawa dulu, dia adalah perwujudan lelaki seutuhnya.
Arjuna memiliki sifat cerdik dan pandai, pendiam, bijaksana, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Ia memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah Amarta. Setelah perang Bharatayuddha, Arjuna menjadi seorang raja di Negara Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata. Akhir riwayat hidup Arjuna diceritakan, bahwa ia moksa (mati sempurna) bersama keempat saudaranya yang lain di sebuah gunung Himalaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar